Sunday 14 July 2013

Sebuah Catatan Kecil Perjalanan Singkat di Kaki Gunung Slamet*

*Ditulis oleh Nur Afifah (IPB Goes to Field)

Goresan pena Illahi yang membentang membentuk gugusan hijau nan indah. Ada gelak tawa bocah-bocah bermain riang. Deru anginnya menerbangkan setiap angan lepas menuju hamparan langit biru yang menaunginya. Di tanah ini , tetes air hujan sekan menjadi pengikat hati. di tanah ini, tiada henti terdengar gemerincing lisan mengagungkan asma Illahi. Di tanah ini pula, kang mas, mbak yu, wa, mbah, ibu, bapak tersenyum lebar menebar sapa di pintu-pintu rerumahan, di lorong-lorong jalan, di pematang persawahan. Senyum sapa ikhlas mereka akan selalu terukir di sanubari.

Kami akan rindu “mobil opmrengan” yang lalu lalang mengantarkan sayuran ke pasar, juga mengantar setiap perjalanan kami, khas dengan suguhan kelokan jalan dan deru anginnya yang menerpa wajah, menerbangkan angan ke langit biru. Kami akan rindu senyum ramah mbah Wasro, pak Subehi, pak Nurkholis, ibu Mahduroh, ibu Toplikhatun, pak Darmin, ibu Julaikha, pak H. Irham, pak Kyai H. Ali Ghufron, Pak Bayannullah, Pak H. Abdul Jafar, pak Aminudin, H. Khudhori, pak Prayit, Ibu Atif, pak Sony, Pak Tasoli, Nana, Milda, Nila, Desi dan masih banyak lagi.

Aku akan rindu makan jintul plus sambal kothok yang sangat khas dalam gubuk di tengah-tengah lahan wortel bersama Bapak dan Ibu Mahduroh.Terlebih lagi, kami akan sangat merindukan kehangatan kelurga pak Lurah. Di rumah itu tempat kami melepas lelah, kami akan rindu gurauan sekaligus petuah pak lurah, kelembutan dan ketelatenan ibu lurah dalam menghadapi setiap laku kami, senyum renyah dede Nisywa yang selalu memperlihatkan dua gigi depannya dengan panggilan “mba” yang khas kepada kami, kepolosan ,kelincahan dan sapi terbangnya Aliya, sikap tenang dan kalemnya Birbik, serta masakan mba Urip yang menemani hari-hari kami.

Kami akan rindu dengan suasana dapur di rumah ini, saat-saat cuci piring dan cuci baju dengan menahan dinginnya udara disini. Apalagi kejadian lucu yang benar-benar tak disengaja saat malam hari kami merusak daun pintu kamar Birbik (rumah pak Lurah) tempat kami beristirahat. Kejadian itu membuat tiga orang dari kami terkunci di dalam kamar dan harus keluar lewat jendela. Dan akhirnya pak lurah masuk lewat jendela untuk membuka secara paksa pintu itu dan membenarkannya malam itu juga. Kejadian lucu itu tidak akan kami lupa karena membuat seisi rumah pak Lurah tertawa. Ah, kami akan rindu gerbang desa yang memeluk kami erat, jalanan yang menanjak dan menurun yang sempat membuat kami terengah-engah tiap kali keliling desa.

Dan satu tempat lagi yang akan kami rindukan, Komunitas Taman Baca Masyarakat Tiga surau. Disinilah tempat kami bertukar cerita, berbagi semangat, berbagi canda tawa bersama mas Rozik, mas Amin, mas Fauzan, mas Isfir, mas Mbara, mas Sulhan, Dea, Ila, Nada, Ayi, Kautsar dan yang lainnya yang tidak bisa kami sebutkan stu persatu. Di sana , ada persaudaraan yang terjalin erat, ada kekonyolan, ada kekaguman pada semangat tinggi generasi muda membangun desa ini.

Salam ta’dzim dari kami untuk para pendahulu Tuwel, para ahlu Tuwel, khususnya kepada amaghfurullah Mbah Rindhik. Terima kasih dahulu kisanak telah menancapkan batu di ranah ini dan memulai cikal bakal kehidupan masyarakat Tuwel. Semoga rahmat allah selalu tercurahlimpahkan kepada seluruh penghuni Tuwel. Terima kasih Tuwel, dan maafkan kami belum bisa sedikitpun menoreh kebaikan di tanahmu nan subur.

Tuwel, bagaimana kami tak akan rindu padamu setelah semua keindahan dan kehangatan itu kau suguhkan pada kami. Berbalut kesahajaan nuansa tani dan santri yang begitu kental, Tuwel... izinkan detik ini kami hirup dalam-dalam udaramu, hingga ia masuk dalam celah terkecil sel-sel tubuh ini, agar saat kami merindukan harum tanah mu, cukuplah dengan menghela nafas panjang, rindu kami akan terobati. Tuwel....jejak langkah ini, kami tinggal di sini namun senyum mu ku bawa pergi...

Suasana gerimis Tuwel, 13 Juli 2013/ 4 Ramadhan 1344 H. (16:14)

IPB Goes to Field 2013. Program Pengembangan Cyber Extention di Sentra Hortikultura Kabupaten Tegal (24 Juni – 14 Juli 2013)

No comments:

Post a Comment