Dimuat di RADAR TEGAL edisi Jumat 8 Februari 2013
Ditulis oleh Kamal Fuadi, Kurator Taman Bacaan Masyarakat Tiga Surau
Pada bulan Februari ini, Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) dijadwalkan akan melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten
Tegal. SBY berencana melihat potensi hortikultura berkualitas ekspor dan melakukan
dialog dengan petani di Desa Tuwel Kecamatan Bojong. Selain itu, sesuai konsep
acara, presiden terlebih dahulu akan berkunjung ke Puskesmas Adiwerna dan
menginap di area Obyek Wisata Air Panas Guci. Acara juga akan disemarakkan
dengan pameran produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di desa setempat.
Bukan hal yang aneh bila seorang Presiden
melakukan kunjungan ke daerah. Di masa Orde Baru kita sering menyaksikan di
televisi kunjungan Presiden Soeharto ke daerah-daerah untuk melakukan panen raya
bersama petani atau kehadiran beliau pada acara Kelompencapir (Kelompok
Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa) yang mengikutkan petani-petani berprestasi
dari berbagai daerah. Mereka diadu kepintaran dan pengetahuannya seputar
pertanian, antara lain soal cara bertanam yang baik dan pengetahuan tentang
pupuk dengan model mirip cerdas cermat.
Peluang Bagi Tegal
Kunjungan Presiden SBY sebagai Kepala Negara
dan Kepala Pemerintahan ke Tegal merupakan suatu kehormatan sekaligus peluang.
Sebagai tuan rumah tentu diperlukan beberapa persiapan khusus yang cukup
merepotkan seperti perbaikan jalan sepanjang jalur menuju daerah kunjungan dan
akomodasi para tamu VIP/VVIP dan pengamanannya.
Ada beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan
dalam kunjungan kerja Presiden SBY dan rombongannya. Pertama, potensi
pertanian, khususnya sayuran yang belakangan mendapat sorotan karena berhasil
menembus pasar ekspor. Potensi hortikultura di Tegal dapat dikembangkan melalui
intensifikasi dan ekstensifikasi agar Tegal dapat menjadi “Kabupaten Sayur” atau
“Kabupaten Hortikultura” karena hasil pertanian yang dapat menjadi produk
unggulan. Pemerintah pusat dapat membantu penyediaan bibit unggul,
tenaga-tenaga ahli, dan bantuan permodalan bagi petani, serta
pemasarannya.
Kedua, potensi pariwisata di Tegal belum
dikembangkan dengan baik. Kendalanya antara lain keterbatasan infrastruktur dan
promosi yang kurang gencar. Obyek Wisata Air Panas Guci merupakan salah satu
potensi yang dapat dikembangkan dan menjadi salah satu sumber pemasukan daerah
yang penting. Kunjungan Presiden SBY ke Desa Tuwel yang secara geografis
berdekatan dengan Guci menjadi peluang bagi Pemerintah Daerah untuk memanfaatkan
kesempatan kunjungan Presiden ini dengan maksimal. Terlebih Presiden berencana
menginap di salah satu hotel di area Guci.
Ketiga, dalam bidang ekonomi (kerakyatan)
Tegal sangat berpeluang mengembangkan UMKM misalnya melalui industri logam.
Walaupun industri ini tidak menjadi sasaran kunjungan Presiden, permasalahan
seperti kendala permodalan dan pelatihan SDM dapat diusahakan melalui bantuan
pemerintah pusat.
Tindak Lanjut Pasca Kunjungan
Dari serangkaian acara kunjungan Presiden ke
Tegal, hal yang lebih penting adalah sampai sejauh mana para pembantu Presiden SBY
dari Pemerintah Pusat hingga ke tingkat Kabupaten yang bertanggungjawab di
bidangnya mampu melanjutkan pembangunan setelah kunjungan tersebut. Kunjungan
Presiden SBY sepertinya tidak akan menyelesaikan masalah di lapangan, bahkan
cenderung menjadi seremonial belaka jika tidak ada tindak lanjut pasca
kunjungan.
Kesiapan SDM birokrasi di Tegal untuk
melaksanakan misi pembangunan, termasuk pengelolaan dana dari pusat menjadi hal
yang penting terutama dengan melihat berbagai potensi di Tegal yang dapat
dikembangkan. Akan menjadi hal yang tidak akan ada artinya apabila tidak ada
upaya untuk bekerja keras dan profesional dalam menyukseskan program
pembangunan tersebut. Sukses atau gagalnya program pembangunan ditentukan oleh
kebijakan pemimpin yang berpihak pada rakyat dan kualitas SDM pelaksana yang
bagus (good governance) dan menghindari penyalahgunaan, korupsi dan pengelolaan
yang buruk (bad governance).
Jika tidak ada tindak lanjut pasca kunjungan,
maka tidak bisa tidak jika kunjungan tersebut akan identik dengan politik
pencitraan saja, terlebih kunjungan ini dilakukan di tahun 2013 yang merupakan
tahun pemanasan politik menjelang berakhirnya periode kepemimpinan Presiden dan
Pemilihan Umum (Pemilu) di tahun 2014. Dalam situasi politik yang kian memanas
dan tercorengnya citra Partai Demokrat di tengah-tengah rakyat karena berbagai
macam kasus korupsi, tentu saja sebagai pendiri dan Ketua Dewan Pembina Partai
Demokrat, SBY pasti tidak akan merelakan jika partai yang dibangunnya
ditinggalkan oleh para pendukung.
Beberapa kekalahan kader Parrtai Demokrat
dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada), termasuk salah satunya di DKI Jakarta,
menjadi barometer politik tersendiri bagi perjalanan Partai Demokrat ke depan.
Keadaan ini, pasti tidak boleh dibiarkan dan harus dicarikan solusinya. Kunjungan
kerja SBY ditengarai akan memberi warna baru Partai Demokrat di mata rakyat.
Terlepas dari tujuan dari kunjungan kerja
tersebut, posisi SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat selain sebagai
Presiden, akan membuat rakyat tidak mampu berpikir jernih untuk membedakan
antara mana tugas Presiden dan mana tugas Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Terlebih
kunjungan kerja ini dilakukan di tahun 2013 yang disebut banyak orang sebagai
tahun politik.
Selama beberapa hari Presiden akan
berada di Tegal. Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Tegal,
dan masyarakat Tegal akan menjadi tuan rumah. Terlepas dari situasi
perpolitikan yang sedang berkembang dewasa ini, kita berharap agar pemda dan
masyarakat menjadi tuan rumah yang baik sehingga para tamu merasa nyaman berada
dan bekerja di Tegal. Jangan sampai kunjungan Presiden diwarnai aksi unjuk
rasa/demonstrasi yang tidak perlu, apalagi dengan aksi anarkisme seperti di
daerah lain. Bila ada aspirasi masyarakat, sampaikan secara baik melalui dialog
dengan cara damai. Semoga kunjungan pemimpin negeri ini bukan seremonial
belaka.
No comments:
Post a Comment