Friday 22 February 2013

Memaknai Kunjungan Presiden SBY ke Tegal*

Dimuat di RADAR TEGAL edisi Jumat 8 Februari 2013

Ditulis oleh Kamal Fuadi, Kurator Taman Bacaan Masyarakat Tiga Surau

Pada bulan Februari ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dijadwalkan akan melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Tegal. SBY berencana melihat potensi hortikultura berkualitas ekspor dan melakukan dialog dengan petani di Desa Tuwel Kecamatan Bojong. Selain itu, sesuai konsep acara, presiden terlebih dahulu akan berkunjung ke Puskesmas Adiwerna dan menginap di area Obyek Wisata Air Panas Guci. Acara juga akan disemarakkan dengan pameran produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di desa setempat.

Bukan hal yang aneh bila seorang Presiden melakukan kunjungan ke daerah. Di masa Orde Baru kita sering menyaksikan di televisi kunjungan Presiden Soeharto ke daerah-daerah untuk melakukan panen raya bersama petani atau kehadiran beliau pada acara Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa) yang mengikutkan petani-petani berprestasi dari berbagai daerah. Mereka diadu kepintaran dan pengetahuannya seputar pertanian, antara lain soal cara bertanam yang baik dan pengetahuan tentang pupuk dengan model mirip cerdas cermat.

Peluang Bagi Tegal

Kunjungan Presiden SBY sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan ke Tegal merupakan suatu kehormatan sekaligus peluang. Sebagai tuan rumah tentu diperlukan beberapa persiapan khusus yang cukup merepotkan seperti perbaikan jalan sepanjang jalur menuju daerah kunjungan dan akomodasi para tamu VIP/VVIP dan pengamanannya.

Ada beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan dalam kunjungan kerja Presiden SBY dan rombongannya. Pertama, potensi pertanian, khususnya sayuran yang belakangan mendapat sorotan karena berhasil menembus pasar ekspor. Potensi hortikultura di Tegal dapat dikembangkan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi agar Tegal dapat menjadi “Kabupaten Sayur” atau “Kabupaten Hortikultura” karena hasil pertanian yang dapat menjadi produk unggulan. Pemerintah pusat dapat membantu penyediaan bibit unggul, tenaga-tenaga ahli, dan bantuan permodalan bagi petani, serta pemasarannya. 

Kedua, potensi pariwisata di Tegal belum dikembangkan dengan baik. Kendalanya antara lain keterbatasan infrastruktur dan promosi yang kurang gencar. Obyek Wisata Air Panas Guci merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan dan menjadi salah satu sumber pemasukan daerah yang penting. Kunjungan Presiden SBY ke Desa Tuwel yang secara geografis berdekatan dengan Guci menjadi peluang bagi Pemerintah Daerah untuk memanfaatkan kesempatan kunjungan Presiden ini dengan maksimal. Terlebih Presiden berencana menginap di salah satu hotel di area Guci.

Ketiga, dalam bidang ekonomi (kerakyatan) Tegal sangat berpeluang mengembangkan UMKM misalnya melalui industri logam. Walaupun industri ini tidak menjadi sasaran kunjungan Presiden, permasalahan seperti kendala permodalan dan pelatihan SDM dapat diusahakan melalui bantuan pemerintah pusat.

Tindak Lanjut Pasca Kunjungan

Dari serangkaian acara kunjungan Presiden ke Tegal, hal yang lebih penting adalah sampai sejauh mana para pembantu Presiden SBY dari Pemerintah Pusat hingga ke tingkat Kabupaten yang bertanggungjawab di bidangnya mampu melanjutkan pembangunan setelah kunjungan tersebut. Kunjungan Presiden SBY sepertinya tidak akan menyelesaikan masalah di lapangan, bahkan cenderung menjadi seremonial belaka jika tidak ada tindak lanjut pasca kunjungan.

Kesiapan SDM birokrasi di Tegal untuk melaksanakan misi pembangunan, termasuk pengelolaan dana dari pusat menjadi hal yang penting terutama dengan melihat berbagai potensi di Tegal yang dapat dikembangkan. Akan menjadi hal yang tidak akan ada artinya apabila tidak ada upaya untuk bekerja keras dan profesional dalam menyukseskan program pembangunan tersebut. Sukses atau gagalnya program pembangunan ditentukan oleh kebijakan pemimpin yang berpihak pada rakyat dan kualitas SDM pelaksana yang bagus (good governance) dan menghindari penyalahgunaan, korupsi dan pengelolaan yang buruk (bad governance).

Jika tidak ada tindak lanjut pasca kunjungan, maka tidak bisa tidak jika kunjungan tersebut akan identik dengan politik pencitraan saja, terlebih kunjungan ini dilakukan di tahun 2013 yang merupakan tahun pemanasan politik menjelang berakhirnya periode kepemimpinan Presiden dan Pemilihan Umum (Pemilu) di tahun 2014. Dalam situasi politik yang kian memanas dan tercorengnya citra Partai Demokrat di tengah-tengah rakyat karena berbagai macam kasus korupsi, tentu saja sebagai pendiri dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, SBY pasti tidak akan merelakan jika partai yang dibangunnya ditinggalkan oleh para pendukung.

Beberapa kekalahan kader Parrtai Demokrat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada), termasuk salah satunya di DKI Jakarta, menjadi barometer politik tersendiri bagi perjalanan Partai Demokrat ke depan. Keadaan ini, pasti tidak boleh dibiarkan dan harus dicarikan solusinya. Kunjungan kerja SBY ditengarai akan memberi warna baru Partai Demokrat di mata rakyat.

Terlepas dari tujuan dari kunjungan kerja tersebut, posisi SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat selain sebagai Presiden, akan membuat rakyat tidak mampu berpikir jernih untuk membedakan antara mana tugas Presiden dan mana tugas Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Terlebih kunjungan kerja ini dilakukan di tahun 2013 yang disebut banyak orang sebagai tahun politik.

Selama beberapa hari Presiden  akan berada di Tegal. Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Tegal, dan masyarakat Tegal akan menjadi tuan rumah. Terlepas dari situasi perpolitikan yang sedang berkembang dewasa ini, kita berharap agar pemda dan masyarakat menjadi tuan rumah yang baik sehingga para tamu merasa nyaman berada dan bekerja di Tegal. Jangan sampai kunjungan Presiden diwarnai aksi unjuk rasa/demonstrasi yang tidak perlu, apalagi dengan aksi anarkisme seperti di daerah lain. Bila ada aspirasi masyarakat, sampaikan secara baik melalui dialog dengan cara damai. Semoga kunjungan pemimpin negeri ini bukan seremonial belaka.

No comments:

Post a Comment